kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.940   -76,00   -0,48%
  • IDX 7.193   13,16   0,18%
  • KOMPAS100 1.104   1,16   0,11%
  • LQ45 874   -1,20   -0,14%
  • ISSI 221   1,90   0,86%
  • IDX30 446   -0,86   -0,19%
  • IDXHIDIV20 539   0,46   0,09%
  • IDX80 127   0,08   0,06%
  • IDXV30 135   -0,21   -0,16%
  • IDXQ30 149   0,13   0,09%

SMCB harus menjaga loyalitas konsumen merek lama


Senin, 06 Januari 2020 / 16:37 WIB
SMCB harus menjaga loyalitas konsumen merek lama
ILUSTRASI. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) telah resmi mengganti merek semen Holcim menjadi Dynamix pada 27 September 2019

Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Langkah PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) mengubah nama merek produk semen dari Holcim menjadi Dynamix dinilai terlalu terburu-buru. Pasalnya, perubahan nama merek dinilai sebagai langkah ekstrem yang memiliki risiko besar bagi eksistensi sebuah produk.

Menurut Yuswohady, Pengamat Marketing dari Inventure, pergantian merek menunjukkan ketidakpercayaan diri sebuah perusahaan dalam memasarkan produknya. Apalagi, pergantian merek semen yang saat ini dikelola SBI sudah terjadi berulang kali. Sebelum berganti nama menjadi Dynamix, semen Holcim juga merupakan jelmaan baru dari merek Semen Cibinong. 
"Perubahan nama yang sering dilakukan ini memperlihatkan sebuah merek belum established," kata Yuswohady.

Dampaknya, kata dia, bisa mempengaruhi awareness konsumen. Bisa saja konsumen lama Holcim tidak mengenal brand baru. Kalau ini terjadi, maka koneksi emosional konsumen terhadap sebuah brand bisa pudar. Ini namanya brand personality. 

"Sebuah brand akan semakin bagus jika koneksi emosional konsumen juga baik. Sebab, ketika konsumen sudah loyal dengan sebuah brand, mereka memiliki kebanggaan sendiri terhadap merek tersebut," imbuh Yuswohady.

Namun begitu, menurut Yuswohady, jika perubahan merek tidak diikuti oleh penurunan kualitas, maka risikonya bisa berkurang. Tapi, jika perubahan merek disertai dengan perubahan kualitas, maka konsumen lama Holcim akan beralih ke merek lain. Di sini, manajemen SBI harus mampu menjaga loyalitas konsumen.

Untuk itu, ada beberapa strategi yang harus dilakukan SBI. Pertama, kata Yuswohady, manajemen SBI harus meyakinkan kepada seluruh user Dynamix bahwa kualitas produknya sama atau bahkan lebih baik dari Holcim. SBI juga harus meyakinkan para mitra distribusi Holcim untuk terus memasarkan semen Dynamix. Di sini, promosi yang gencar di berbagai media sangat diperlukan agar konsumen dan mitra distribusi lebih cepat mengenal merek Dynamix.

Kedua, memperkuat brand Dynamix. Caranya, menyertakan embel-embel nama PT Semen Indonesia Tbk di belakang merek Dynamix. Sebab, selain dikenal sebagai holding BUMN di industri ini, Semen Indonesia juga sudah kesohor sebagai produsen semen terbesar di Indonesia, bahkan di kawasan Asia. 

"Sangat penting posisi Semen Indonesia sebagai corporate endorser bagi Dynamix. Karena, reputasi Semen Indonesia sudah kuat. Ini supaya proses transisi pergantian nama merek tidak berjalan dari nol," kata Yuswohady.

Ketiga, melakukan maintenance atau merawat merek baru. Agar eksistensi merek Dynamix diakui di pasaran, manajemen SBI jangan lagi mengganti merek tersebut. Dengan begitu, basis konsumen Holcim bisa tetap dijaga dan bermigrasi ke merek Dynamix.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

×